Pada mulanya, yang ada hanya Dewi Ilmatar yang namanya berarti ‘Puteri dari Alam.’ Dia bosan sendirian di tengah kehampaan, lalu dia menceburkan dirinya ke dalam samudera raya dimana dia terapung-apung tak tentu arah. Hembusan angin membelainya dengan kembut sementara air laut membuatnya menjadi subur. Saat dia sedang terapung-apung di atas air laut, seekor camar melintas di dekatnya mencari tempat kering untuk membuat sarang dan meletakkan telurnya. Camar itu naik ke atas lutut Lonnotar dan mengeluarkan tiga butir telur yang dieraminya selama tiga hari. Pada hari ke tiga, Luonnotar merasakan sakit di atas lututnya dia menyentakkan lututnya dan melemparkan tiga butir telur beserta camar itu kembali ke dalam laut. Telur-telur itu tdak pecah tapi berubah menjadi suatu bentuk yang sangat indak. Bagian bawah telur itu berubah menjadi bumi yang subur, menumbuhkan binatang dan tanaman. Bagian atas telur itu berubah menjadi langit, bagian-bagian bintik-bintiknya berubah menjadi bintang sementara bercak-bercak hitamnya berubah menjadi awan. Sedangkan kuning telur-telur itu menyatu dan berubah jadi matahari. Luonnotar menyudahi penciptaan dengan mengalirkan air menuju telaga yang akan menyuburkan bumi. Dia juga menggali parit, meratakan tanah dan menanamkan benih pertama kehidupan agar bumi bisa menjadi semarak. Ketika dia berjalan di atas daratan danau-danau tercipta dari jejak kakinya, sementara gerakan lengannya menjadikan pantai dan tebing. Kemudian Ilmatar melahirkan Vainamoinen yang merupakan manusia pertama di permukaan bumi.
Advertisement
EmoticonEmoticon