Sebelum langit yang tinggi diberi nama, sebelum hamparan bumi diciptakan, dan Arapel, kegelapan berkabut; dan kekacauan dan ketidakteraturan adalah yang pertama sekali ada, Baad, angin yang berhembus. Arapel bercampur menyatu padu dengan Baad. Dan Baad memunculkan Ruach, dan Ruach melayang-layang di permukaan samudera.
Percampuran mereka menghasilkan Teshuqah, Nafsu dan Baad tidak mengetahui apa yang telah dia lakukan.
Dan bumi dijadikan dari debu pasir; dengan lumpur berair bumi dibentuk; dan darinya muncul semua benih penciptaan.
Kemudian diciptakan makhluk-makhluk yang tak bertubuh, yang paling pertama kali diciptakan. Masa-masa berlalu, kemudian Zaphanism, penjaga langit, diciptakan, dan mereka dijadikan dengan wujud seperti telur.
Kemudian Arapel, kegelapan berkabut, melebur menjadi terang, cahaya terang langit, dan laut serta daratan menjadi panas. Lalu muncullah angin, mengarak awan, dan ada banyak buncahan air di langit. Datanglah angin timur dan angin selatan dan mereka berkumpul ditengah-tengah langit. Kemudian juga hadir angin barat dan angin timur.
Kemudian Kol-Piakha, angin langit, pergi berhembus ke Bahu, gurun pasir, istrinya dan bersetubuh dengannya.
Tahun-tahun semakin panjang, lalu Ulmo, hitungan waktu, dan Kadmon, tempat matahari terbit, tercipta.
Lama berselang, Qen dan Qenat, awal mula, tercipta.
Hari-hari semakin panjang, lalu muncullah Ur, api, putera Qen, dan Ec, bara, putera mereka dan Lehobah, nyala api.
Pada masa mereka lahirlah El’abu, Aliyan yang agung, dan instrinya Berith, leluhur para dewa.
Dan dari mereka lahirlah Shamuma, langit, yang agung, paling menawan, dan dilimpahi keunggulan, dia adalah yang paling agunng di antara mereka semua. Dan juga dilahirkan saudarinya, Artzu, bumi, yang mulia, dan mereka bersama dalam berpadu rangkulan mereka. Dan muncullah Guruma dan Tahmatu mereka adalah satu.
Dan tidak ada ladang yang dijadikan, tak ada rawa paya yang dinampakkan; ketika para dewa belum lahir, dan tercipta dan tak ada yang memiliki nama, dan semuanya berada dalam keadaan mula-mulanya; lalu lahirlah para dewa dalam laut samudera dan langit surga. Waktu bertambah, lalu lahirlah El, dewa agung El, dan Bethel juga Anat. Shammuna, yang membenci anak-anaknya, mengutus puteri-puterinya kepada El dan menyuruh mereka untuk membunuhnya. Kemudian mereka berangkat, Asyera dan Rahmay. Tapi El, mengambil mereka sebagai Istrinya, dan melalui merek anak-anak El dilahirkan. Putera-puteri mereka berjumlah sangat banyak, perkumpula ilahiah, tujuh puluh putera dan puteri El. Para dewa dijadikan, dalam bilik bilik kelahiran mereka dilahirkan. Bagi El dan Asyera, Rahim Samudera, untuk El dan Elat terlahirlah para dewa. Dan bagi para dewa lahir pula anak-anak mereka, sehingga mereka berjumlah sangat banyak.
Waktu-waktu berlalu, lalu muncullah Dagon, tumbuh di bumi kegelapan; dan Kothar, terampil dalam segala pekerjaan dan rapalan mantra, dan Mot, yang jahat; dan Shaddai, Sang Gunung; dan Astarte, bintang pagi; dan Yam, penguasa samudera dalam; dan Reseph, dewa api; dan Anat sang dewi perang; dan Allani, puteri suci; mereka semua sangat perkasa, dew-dewa yang berkuasa. Dari mereka lahirlah Mishar, Sang Hakim, dan Zeduq, yang menemukan garam; dan dari Mishar lahir Nebo, Sang Penulis.
Kemudian El menguasai langit, dan Asyera menguasai bumi, dan Perawan Allani menguasai dunia bawah. Atas nasihat, Anat, karena perkataan Nebo; karena perkataan para dewa El membuar sebuah sabit dan tombak besi, dan memberikannya kepada Shamuma bapanya, dan mengusirnya dari kerajaannya. El memberikan seorang selir kepada Dagon dan melahirkan seorang putera untuk Dagon. Mereka menamainya Hadad, pahlawan sejak lahir, dia mulia dan kuasa, dan hatinya selalu dipenuhi keriangan.
Kemudian Shamuma, bapa para dewa, berperang melawan El, merencangkan kejahatan melawan puteranya. El bertarung dengan bapanya, dia menggenggam tangannya dan menyerang mematahkannya, agar darah yang mengalir dari lukanya menetes ke telaga samudera dalam. Di atas ketinggiannya, para dewa menjadikan kediaman mereka, di langitnya para dewa berdiam, dan bersidang di balairungnya.
Ketika Tahamatu mendengar kekalahan Shamam, dia murka dan menangis sejadi-jadinya, memikirkan kejahatn di dalam hatinya. Dia terus menangis tanpa henti siang dan malam agar semua dewa diliputi rasa takut. Yam maju melawannya, tapi berpaling dan kabur darinya. El maju melawannya, tapi juga berpaling dan kabur darinya. Kemudian Hadad pemberani maju melawannya, Baal yang agung berangkay dengan kereta gunturnya. Dia menemukannya, menyerangnya dan menghitamkan wajahnya dengan tangannya.
Dan para dewa menjadikan cakrawala di tengah-tengah samudera, mereka memisahkan air yang di atas cakrawala itu dari air yang ada di bawahnya, menyatakan langit dan bumi sebagai milik mereka. Atas perintah El, seluruh air samudera di bawah berkumpul dan beranjak dari puncak gunung, lalu muncullah daratan kering.
Kepada Astarte lahir delapan orang puteri, kepadanya malhir Kathirat, Qudshu dan Chesed. Dan dari Reseph lahir Qabirim, yang membuat kapal dan mengerti mantra-mantra penyembuhan. Dia mengambil dari Kathirat seorang dewi dan melahirkan Eshmun putera kedelapan Resheph. Mereka juga melahirkan putera-putera yang sangat tinggi dan besar, orang-orang terkenal, raksasa, yang bernama Zapan, Lubnaan, Hermon, dan Martu.
Kemudian El memutuskan nasib Anak di persidangan para dewa. Dengan nasihat Nebo dia melemparkannya ke dalam jurang dalam dan menguburnya di dalam perut bumi. Pada waktu itu, putera-putera Qabirim mengumpulkan rakit dan membuat kapal, dan berlayar; dan terdampar dekat gunung Zaphan, mendirikan kuil di sana.
El membuat tempat tinggal untuk para dewa; bintang,citra mereka sebagai bintang-bintang zodiak yang ia tetapkan. Shapash ia suruh bersinar terang sebagi pelita siang, Yarikh ia jadikan pelita malam. Kemudian bintang-bintang, Kakabuma agung, ia tempatkan di cakrawala sebagai tanda dan pemberi tanda. Masa-masa ia tetapkan, dan musim-musim, dan seluruh bulan akan bersinar sesuai dengan serunai Yarikh. Dan dia menjadikan hari-hari, dan menetapkan kesucian hari ke tujuh, hari ketujuh hari untuk beristirahat.
Kemudian para dewa menjadikan laut dan darat mengeluarkan segala jenis binatang, ternak, binatang liar, dan segala yang melata; dan mereka menempatkan mereka di taman suci, taman di timur. Bumi menghasilkan tanaman, semak belukar, dan pohon-pohon, dan mereka dijadikan makanan bagi makhluk hidup.
Dan El mengambil tanah liat, debu dari bumi, dan menjadikan manusia dengan citra para dewa. Kedalam paru-parunya ia tiupkan nafas, mereka dihidupkan dan ditempatkan di taman timur.
Advertisement
EmoticonEmoticon