Mitologi Kelt adalah mitologi yang berisi politeisme Kelt, dan merupakan agama bangsa Kelt pada Abad Pertengahan. Seperti halnya suku-suku Eropa Zaman Besi lainnya, bangsa Kelt awal memiliki struktur keagamaan dan mitologi. Mitologi bangsa Kelt yang dijajah oleh Romawi (seperti Galia dan Keltiberia), tidak mampu bertahan di Kekaisaran Romawi akibat penyebaran agama Kristen. Selain itu bahasa Kelt juga ikut hilang. Kebanyakan sumber-sumber Romawi dan Kristen kontemporer menjadi sumber sejarah yang mencatat keberadaan mitologi Kelt. Bangsa Kelt yang menjaga identitas linguistik dan politik mereka (misalnya suku Gael, Pict, dan Brython di Britania Raya dan Irlandia) meninggalkan sisa-sisa mitologi mereka dalam bentuk tulisan pada Abad Pertengahan.
Pada mulanya sebelum hitungan waktu ditetapkan saat itu tidak ada para dewa maupun manusia di permukaan bumi. Tapi pada masa itu telah tercipta lautan. Pada tempat pertemuan lautan dengan daratan terlahir seekor kuda putih. Kuda itu terlahri dari busa lautan dan bernama Eiocha. Pada tempat yang sama juga tumbuh sebatang pohon oak dan di pohon itu tumbuh sebuah tanaman yang memiliki biji tercipta dari air mata busa lautan. dan dimana laut itu bertemu daratan, seekor kuda betina lahir, putih dan tercipta dari busa lautan. Untuk bertahan hidup , Eiocha memakan biji itu yang berbentuk seperti busa putih. Eiocha menjadi semakin tumbuh berat karena memakan biji tanaman itu dan melahirkan Dewa Cernunnos. Begitu besar rasa sakitnya di waktu melahirkan sehingga ia merobek kulit salah satu pohon dan melemparnya ke laut. Kulit kayu itu diubah oleh laut dan menjadi monster lautan dalam.
Cernunnos kesepian dan ia melihat monster laut yang banyak, lalu ia kawin dengan Eiocha dan dari perkawinana mereka lahirlah para dewa: Maponos, Tauranis,dan Teutates serta Epona. Eiocha lalu menua dan keletihan. Dia kembali ke wujud aslinya menjadi mahluk buih laut, menjadi Tethra, Dewi laut dalam, kadang disebut juga Tethys. Para dewa kesepian karena tidak ada yang bisa mereka perintah dan tidak ada yang mereka sembah. Lalu mereka mengambil kayu dari satu pohon oak dan merancang laki-laki dan perempuan pertama di bumi.
Cernunnos juga membuat hewan dari satu pohon oak, rusa dan anjing, beruang dan elang, kuda dan ular. Ia adalah dewa para hewan, dan ia memerintahkan pohon oak untuk menyebar dan tumbuh, menjadi hutan untuk anak-anaknya. Epona juga membuat hewan, namun ia hanya membuat kuda untuk mengingat Eiocha. Teutates mengambil ranting sebuah pohon dan merancang busur, panah dan gada. Tauranis mengambil salah satu dahan pohon dan membuat petir dari api dan suara. Ia naik ke puncak pohon tertinggi dan melemparkan senjatanya ke tanah. Tanah akan bergetar, rumput akan terbakar dan hewan akan lari ketakutan. Maponos juga mengambil ranting sebuah pohon, namun ia merancang harpa. Ia merentangkan dawai angin dari ranting itu dan menghabiskan harinya di hutan Cernunnos. Angin akan ikut dalam melodinya dan hewan akan datang dari dekat dan jauh untuk mendengar permainan Maponos.
Monster laut melihat para dewa senang tinggal di darat, dan mereka cemburu karena mereka tidak punya sesuatu untuk diperintah dan menyembahnya seperti para dewa. Maka para monster laut berperang dengan dewa; mereka membanjiri daratan dan menenggelamkannya. Namun Tethra mendengarkan rencana mereka melalui ombak gelombang dan ingat saat ia menjadi Eiocha dan ia memperingatkan anak-anaknya. Para dewa bersiap untuk menghadapi datangnya para monster.
Para dewa mengungsi ke sebuah pohon oak. Tauranis melempar petirnya dan membelah daratan, dan laut melewati celah itu. Maponos memecahkan langit dan menjatuhkannya kepada para monster. Teitates menyerang dengan panah dari satu ranting pohon yang membunuh banyak monster. Para monster bukan tanpa senjata, mereka punya kekuatan gelombang.
Para dewa mengerubungi para monster tapi tidak dapat menghancurkan mereka. Monster dari kegelapan laut dibawa kembali ke laut, dan Tethra memerangkap mereka di sana. Namun beberapa ekor kabur jauh dari jangkauannya. Mereka menyebut diri mereka Femor dan membangun kehidupan di bagian terujung dari bumi. Namun Fomor ingin kembali dan sekali lagi menguasai dunia para dewa. Dari pertarungan mereka, sejarah kita telah bercerita banyak.
Laut kembali surut dan Maponos memperbaiki langit. Dan para dewa mencari Epona karena ia tidak ada saat kemenangan. Epona telah menyelamatkan satu laki-laki dan satu perempuan dari banjir dan kehancuran, dan tiga dari mereka menunggu dalam kegelapan hutan Cernunnos. Dari orang-orang yang diselamatkan Epona inilah diturunkan manusia yang ada di bumi sekarang. Para dewa meninggalkan kegelapan hutan Cernunnos dan kembali ke rumah mereka di dekat pohon Oak yang masih tegak berdiri, dan berry suci yang masih putih seputih buih lautan.
Saat maponos memperbaiki langit, beberapa bagian langit yang rusak di buang dan jatuh ke laut, dan lahir menjadi tuhan-tuhan baru. Tuhan Belenus dan saudarinya Danu muncul dari dari api langit. Tuhan Lir lahir dari air laut yang hampir terbakar. Dari Lir, sebagaimana di katakan sejarah, muncul sang hebat Manannan, sang cantik Branwen dan sang bijak Bran. Nmun dari Danu banyak anak yang dilahirkan, Dagda, Nuadha sang tangan perak, sang bijak Dienceght, sang pandai besi Goihbhio , sang pemberani Morrigan dan sang lembut Brighid. Anak-anak Danu dan anak-anak Lir adalah dua ras raksasa yang pernah ada di dunia para tuhan.
Pada mulanya sebelum hitungan waktu ditetapkan saat itu tidak ada para dewa maupun manusia di permukaan bumi. Tapi pada masa itu telah tercipta lautan. Pada tempat pertemuan lautan dengan daratan terlahir seekor kuda putih. Kuda itu terlahri dari busa lautan dan bernama Eiocha. Pada tempat yang sama juga tumbuh sebatang pohon oak dan di pohon itu tumbuh sebuah tanaman yang memiliki biji tercipta dari air mata busa lautan. dan dimana laut itu bertemu daratan, seekor kuda betina lahir, putih dan tercipta dari busa lautan. Untuk bertahan hidup , Eiocha memakan biji itu yang berbentuk seperti busa putih. Eiocha menjadi semakin tumbuh berat karena memakan biji tanaman itu dan melahirkan Dewa Cernunnos. Begitu besar rasa sakitnya di waktu melahirkan sehingga ia merobek kulit salah satu pohon dan melemparnya ke laut. Kulit kayu itu diubah oleh laut dan menjadi monster lautan dalam.
Cernunnos kesepian dan ia melihat monster laut yang banyak, lalu ia kawin dengan Eiocha dan dari perkawinana mereka lahirlah para dewa: Maponos, Tauranis,dan Teutates serta Epona. Eiocha lalu menua dan keletihan. Dia kembali ke wujud aslinya menjadi mahluk buih laut, menjadi Tethra, Dewi laut dalam, kadang disebut juga Tethys. Para dewa kesepian karena tidak ada yang bisa mereka perintah dan tidak ada yang mereka sembah. Lalu mereka mengambil kayu dari satu pohon oak dan merancang laki-laki dan perempuan pertama di bumi.
Cernunnos juga membuat hewan dari satu pohon oak, rusa dan anjing, beruang dan elang, kuda dan ular. Ia adalah dewa para hewan, dan ia memerintahkan pohon oak untuk menyebar dan tumbuh, menjadi hutan untuk anak-anaknya. Epona juga membuat hewan, namun ia hanya membuat kuda untuk mengingat Eiocha. Teutates mengambil ranting sebuah pohon dan merancang busur, panah dan gada. Tauranis mengambil salah satu dahan pohon dan membuat petir dari api dan suara. Ia naik ke puncak pohon tertinggi dan melemparkan senjatanya ke tanah. Tanah akan bergetar, rumput akan terbakar dan hewan akan lari ketakutan. Maponos juga mengambil ranting sebuah pohon, namun ia merancang harpa. Ia merentangkan dawai angin dari ranting itu dan menghabiskan harinya di hutan Cernunnos. Angin akan ikut dalam melodinya dan hewan akan datang dari dekat dan jauh untuk mendengar permainan Maponos.
Monster laut melihat para dewa senang tinggal di darat, dan mereka cemburu karena mereka tidak punya sesuatu untuk diperintah dan menyembahnya seperti para dewa. Maka para monster laut berperang dengan dewa; mereka membanjiri daratan dan menenggelamkannya. Namun Tethra mendengarkan rencana mereka melalui ombak gelombang dan ingat saat ia menjadi Eiocha dan ia memperingatkan anak-anaknya. Para dewa bersiap untuk menghadapi datangnya para monster.
Para dewa mengungsi ke sebuah pohon oak. Tauranis melempar petirnya dan membelah daratan, dan laut melewati celah itu. Maponos memecahkan langit dan menjatuhkannya kepada para monster. Teitates menyerang dengan panah dari satu ranting pohon yang membunuh banyak monster. Para monster bukan tanpa senjata, mereka punya kekuatan gelombang.
Para dewa mengerubungi para monster tapi tidak dapat menghancurkan mereka. Monster dari kegelapan laut dibawa kembali ke laut, dan Tethra memerangkap mereka di sana. Namun beberapa ekor kabur jauh dari jangkauannya. Mereka menyebut diri mereka Femor dan membangun kehidupan di bagian terujung dari bumi. Namun Fomor ingin kembali dan sekali lagi menguasai dunia para dewa. Dari pertarungan mereka, sejarah kita telah bercerita banyak.
Laut kembali surut dan Maponos memperbaiki langit. Dan para dewa mencari Epona karena ia tidak ada saat kemenangan. Epona telah menyelamatkan satu laki-laki dan satu perempuan dari banjir dan kehancuran, dan tiga dari mereka menunggu dalam kegelapan hutan Cernunnos. Dari orang-orang yang diselamatkan Epona inilah diturunkan manusia yang ada di bumi sekarang. Para dewa meninggalkan kegelapan hutan Cernunnos dan kembali ke rumah mereka di dekat pohon Oak yang masih tegak berdiri, dan berry suci yang masih putih seputih buih lautan.
Saat maponos memperbaiki langit, beberapa bagian langit yang rusak di buang dan jatuh ke laut, dan lahir menjadi tuhan-tuhan baru. Tuhan Belenus dan saudarinya Danu muncul dari dari api langit. Tuhan Lir lahir dari air laut yang hampir terbakar. Dari Lir, sebagaimana di katakan sejarah, muncul sang hebat Manannan, sang cantik Branwen dan sang bijak Bran. Nmun dari Danu banyak anak yang dilahirkan, Dagda, Nuadha sang tangan perak, sang bijak Dienceght, sang pandai besi Goihbhio , sang pemberani Morrigan dan sang lembut Brighid. Anak-anak Danu dan anak-anak Lir adalah dua ras raksasa yang pernah ada di dunia para tuhan.
Advertisement
EmoticonEmoticon